Senin, 25 Januari 2021

Penggali Kubur di TPU Jombang Tangsel Mogok Kerja, Begini Faktanya ;

Sejumlah penggali kubur khusus pasien COVID-19 di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dilaporkan mogok kerja. Mereka protes spontan, karena upahnya belum dibayar.

Kepala TPU Jombang, Tabroni mengatakan, hal itu terjadi karena ada miskomunikasi. Para pekerja mengira bayaran harian mereka tidak cair. Padahal, ada pergantian sistem pembayaran bagi para penggali kubur, dari harian menjadi mingguan.

"Tidak ada mogok. Hanya mis (miskomunikasi) aja. Biasa harian, sistem lama. Mau dibuat mingguan, sistem baru," kata Tabroni kepada SINDOnews diTPU Jombang, Ciputat, Tangsel, Senin (25/1/2021).

Para pekerja penggali kubur mendapat bayaran setiap lubang yang dibuat. Untuk setiap satu lubang, dibutuhkan lima pekerja dan dihargai Rp1 juta. Dalam sehari, mereka bisa menggali 5 lubang, dengan penghasilan Rp1 juta per orang.

"Per lubang Rp1 juta. Per Senin ini, dibuat per minggu. Hanya minta kepastian, jika per minggu. Sehari bisa Rp1 juta per satu orang. Ada mis saja. Biasa harian, diubah ke mingguan. Hitungannya tetap sama, per lubang," katanya.

Dilanjutkan Tabroni, informasi adanya perubahan sistem pembayaran dari harian ke mingguan itu memang mendadak.

"Ya, mendadak. Normal bang (tidak ada mogok). (Sekarang) galinya pakai beko. Jadi mereka hanya urug saja. Sudah agak ringan. Beko semua sekarang. Dari April sudah pakai beko," kata Tabroni.

Sumber : SindoNews

Minggu, 24 Januari 2021

#viral video pesawat jatuh dan terbakar di Bandara Pondok Cabe, ini faktanya ;

Video berdurasi 22 detik memperlihatkan kobaran api dengan asap hitam pekat mengepul ke udara pada Minggu (24/1/2021).

Kobaran api tersebut diketahui berada di area landasan pacu Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.

Video yang akhirnya viral di media sosial itu menarasikan bahwa kobaran api itu setelah diduga ada pesawat yang terjatuh dan terbakar. 

Pengendara yang merekam video tersebut mengatakan bahwa benda yang terbakar merupakan sebuah pesawat yang jatuh saat terbang di atas Bandara Pondok Cabe.

"Terjadi kebakaran pesawat di lapangan (terbang) Pondok Cabe yang jatuh saat terjun bebas. Waduh, waduh, waduh," ujar pengendara tersebut.

Menaggapi video yang viral tersebut, Team Leader Airport Rescue Firefighter (ARFF), Yogi Prasetya, membantah bahwa kejadian tersebut merupakan kebakaran pesawat yang jatuh di landasan pacu Bandara Pondok Cabe.

"Dipastikan hoaks. Itu adalah salah satu program latihan rutin kami," ujar Yogi dikutip dari Kompas.com, Minggu (24/1/2021) malam.

Menurut Yogi, saat itu unit ARFF Bandara Pondok Cabe tengah melakukan latihan penyelamatan dan pemadaman kecelakaan pesawat.

Ia menyayangkan warga yang merekam video tersebut dengan narasi bahwa ada pesawat jatuh hingga terbakar di Bandara Pondok Cabe.

"Unit ARFF pada saat itu sedang melakukan latihan pemadaman dan menggunakan media api. Itu sudah menjadi agenda mingguan," ucap Yogi.

Menurut Yogi, benda yang terbakar itu bukan pesawat, melainkan tumpukan ban di dalam tong khusus dalam rangka simulasi pemadaman.

"Yang digunakan ialah ban bekas, dibakar dengan solar," kata Yogi.

Sumber : Kompas

Sabtu, 23 Januari 2021

Kabel Semrawut serta Menjuntai Di Kedaung Pamulang, Tangerang Selatan yang Meresahkan Masyarakat

Kabel menjuntai di Kedaung Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), disambut keluhan warga. Sabtu (23/1/2021) 

Sebelumnya, warga mengeluhkan soal jalinan kabel yang menjuntai dari satu tiang ke tiang lain. Kabel itu menjuntai hingga hampir mengenai kepala warga. Pemandangan itu terlihat di Jalan Masjid Darussalam Kedaung, Pamulang Tangsel, kabel yang tersambung antar tiang itu berada tepat melintang di atas jalan, tetapi juntaiannya cukup rendah.

Salah satu warga, Ishak Yahya, mengeluhkan kondisi tersebut. Dia khawatir kabel tersebut terus menjuntai turun, bahkan hingga jatuh.

"Iya ini mah udah lama banget nggak tahu tuh belum dibenerin sampe sekarang. Udah lama kayak gitu. Kalau ada mobil box atau truk pasti nyangkut dan di akalin didorong pake galah karena kabel nya kalo dari tanah diperkirakan cuma 2 meter ketinggian nya" Pungkas Ishaq Yahya.

Ishak Yahya menambahkan Kabel yang berada di Jalan Masjid Darussalam Kedaung ini sangat meresahkan banyak pengguna jalan. Sering kali kendaraan, khususnya mobil box dan truk, yang tersangkut menjadi keresahan utama warga sekitar, bahkan yang ditakuti kalau misalnya sampe putus gimana.

Warga lainnya Arree, juga menyebut kabel yang menggantung sudah terlalu banyak. Dia berharap ada perbaikan agar kabel tak membuat mobil atau bahkan truk banyak yang tersangkut kabel lagi nantinya.
"Cepet-cepet deh diperbaikin, serem soalnya nggak sekali-dua kali aja ini mah mobil yang nyangkut," sebut Arree.

Jumat, 22 Januari 2021

Kabar Duka, Sukarya Ketua Komisi II DPRD Tangerang Selatan Meninggal Dunia



Sukarya, Ketua Komisi II DPRD Tangerang Selatan (Tangsel), meninggal dunia hari ini, Jumat (22/1/2021).

Ketua Fraksi Golkar di DPRD Tangsel, Moch Ramlie, mengatakan, pihaknya merasa berbelasungkawa dan kehilangan atas kepergian almarhum.

Ramlie memastikan, Sukarya meninggal bukan karena Covid-19, melainkan karena penyakit lain.

"Ya kita selaku Fraksi Partai Golkar sangat kehilangan sekali atas berpulangnya beliau," ujar Ramlie saat dikonfirmasi. 

Ramlie mengenang sosok Sukarya sebagai anggota dewan yang bisa diandalkan di berbagai bidang.

"Karena termasuk beliau itu merupakan tenaga yang diandalkan di Fraksi Golkar. Andalan Fraksi Partai Golkar di semua bidang," kata Ramlie.

Pendiri Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Tangsel itu, memiliki peran besar di DPRD.

"Apapun bentuknya memang almarhum kita berikan kepercayaam dan punya peran sangat besar sekali," ujarnya. 

Sebagai politikus senior di Golkar Tangsel, Sukarya terkenal karena loyalitasnya yang tinggi.

"Dan memang integritas dan loyalitasnya terhadap partai cukup tinggi, militansinya cukup tinggi," pungkas Ramlie.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir
Sumber: Tribun Jakarta


Senin, 18 Januari 2021

Kisah pilu seorang anak berusia 10 tahun yang hidup sebatang kara akibat ganasnya Virus Covid-19


Sungguh malang nasib Aisyah Alusa. Anak usia 10 tahun itu kini hidup sebatang kara setelah sang ibu, Rina Darmakusumah (44) meninggal dunia pada Sabtu (16/1/2021) akibat reaktif Covid-19.

Ironisnya lagi, siswi kelas 4 SDN di wilayah Serua Ciputat itu kini dinyatakan positif Corona dan harus menjalani karantina di Rumah Lawan Covid (RLC-19) Kota Tangerang Selatan, Ciater Serpong.

Sementara, sang ayah sudah meninggal dunia delapan tahun silam. Keluarga Aisyah merupakan muallaf dan sudah empat tahun tinggal di sebuah kontrakan di Jalan Bhayangkara blok E 26 No 15, RT 01/18 Kelurahan Benda Baru Kecamatan Pamulang.

Ketua RW 18 Kelurahan Benda Baru Marliansyah A Baset, menuturkan, ibunda Aisyah yakni Almarhumah Rina adalah seorang muallaf. Dia sengaja memisahkan diri setelah muallaf karena keluarga mereka di Kedoya tidak setuju dengan tindakannya pindah agama.

Semasa hidupnya, demi untuk memperjuangkan anak semata wayang, almarhumah Rina bekerja sambil berjualan bisnis online.

“Semua barang milik tetangga dibantu dijual oleh almarhumah dengan berbekal motor tua Vario peninggalan suaminya,” tutur Baset kepada wartawan , Minggu (17/1/2021).

Namun, Allah SWT berkata lain. Baset menceritakan, perjuangan Rina hanya kandas akibat reaktif Covid-19. Terlebih saat ini menurut data Dinas Kesehatan Kota Tangsel, kasus Covid-19 telah melonjak hingga 35,40 persen. “Covid-19 telah menghentikan perjuangan almarhumah Rina,” tuturnya.

“Selamat jalan Bu Rina, Insya Allah Aisyah akan segera sembuh dan dapat melanjutkan perjuangan mu…aamiin,” ucap Baset.

Sementara, Aisyah yang kini hidup sebatangkara telah dilarikan ke rumah lawan Covid-19 di kawasan Tandon Ciater Serpong setelah hasil swab di RS Siloam Hospital dinyatakan positif Covid-19.

Ditanya soal sikap Baset beserta warga terhadap nasib hidup Aisyah ke depan, Baset mengungkapkan pihaknya akan menampung Yatim Piyatu tersebut dan akan menjamin seluruh biaya hidupnya.

“Insya Allah Aisyah akan saya tampung termasuk biaya pendidikan nya ke depan, untuk sekarang kita doakan semoga Aisyah lekas sembuh,” jawabnya.

Pihaknya juga akan terus memantau perkembangan Aisyah selama menjalani karantina mandiri di RLC. “Dari kita akan mantau setiap hari kesana sambil nganter makanan kesukaan dia,” pungkasnya.

Jumat, 15 Januari 2021

Usai Terima BANSOS Rp.300 Ribu, Warga Di Ciledug Meninggal Dunia


Warga RW 11 Kelurahan Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang meninggal dunia usai menerima bantuan sosial (bansos) tunai Rp300 ribu, Kamis (14/1/2021).

Perempuan yang berusia 58 tahun bernama Ngati ini sempat terjatuh saat menerima bansos tunai Rp300 ribu di SMP Negeri 3 Tangerang, Ciledug, Kota Tangerang.

“Ya, beliau meninggal tadi jam 11 pagi jatuh ketika difoto pengambilan uang bansos,” kata Camat Ciledug Syarifudin.

Camat mengungkapkan, berdasarkan keterangan pihak keluarga almarhumah meninggal karena sakit.

“Dia (alm) punya riwayat stroke. Dan saat dibawa ke rumah sakit, kata tim puskesmas kena jantung katanya,” tutur Camat.

Namun demikian, kata Camat, bansos tunai tetap diterima pihak keluarga almarhumah.

“Saya sudah kunjungi rumah duka dan kami sampaikan turut berduka. Pihak keluarga juga memahami karena itu murni riwayat sakit bukan akibat lain,” pungkasnya. (Hmi)

#beritatangerang #bantuansosialtunai #bansos #bantuansosial #kecamatanciledug #bst #ciledug #tangerang #mensos #dinsos #pemkottangerang #kotatangerang #meninggal #antrianbansos #jurnalistangsel

Pihak Pemkot Tangsel Minta Maaf soal Penilaian 'Orang Ciputat Susah Diatur'

Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan Rastra Yudhatama (Yudha) sempat menilai orang Ciputat susah diatur untuk tertib membuang sampah. Hari ini setelah kerja bakti bareng warga, Yudha meminta maaf atas penilaian yang dia sampaikan pada Kamis (14/1) kemarin itu.

"Sebelumnya, saya Yudha secara pribadi maupun kedinasan minta maaf kepada seluruh warga Ciputat apabila ada statement saya yang kurang berkenan dan menjadi pergunjingan. Saya secara pribadi kembali lagi mohon maaf sekali lagi," kata Yudha seusai kerja bakti Jumat Bersih (Jumsih) di sekitar flyover Ciputat, Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, Tangsel, Jumat (15/1/2021).

Lebih lanjut Yudha kembali mengungkapkan permohonan maafnya kepada warga Ciputat. Dia juga mengaku sebagai orang asli Ciputat.

"Demikian sekali lagi atas nama pribadi dan kedinasan, saya meminta maaf kepada warga Ciputat. Saya juga asli Ciputat," ungkap Yudha.

Dia berbicara di samping tokoh masyarakat Ciputat, Kurniawan, yang juga merupakan Bendahara Umum Badan Musyawarah Betawi Kota Tangerang Selatan. Kurniawan menjelaskan warga Ciputat tidak susah diatur.

"Jadi sesungguhnya sekali lagi saya tegaskan, masyarakat Ciputat itu sangat-sangat bisa diatur dan tentunya apabila ada gerakan kegiatan untuk penertiban pembuangan sampah yang diawali tentunya dari Dinas Lingkungan Hidup, harapannya agar bisa menyediakan tempat sampah secara khusus, dan agar masyarakat bisa membuang sampah tersebut, artinya memang betul-betul pada tempatnya," kata Kurniawan.

Selanjutnya, penilaian Yudha soal orang Ciputat yang dia sampaikan pada Kamis (14/1) kemarin:

Sebelumnya, Yudha sempat menyampaikan penilaiannya soal perilaku warga yang membuang sampah di tengah Jl Dewi Sartika dan flyover Ciputat dekat Pasar Ciputat. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel menilai masyarakat setempat susah diatur untuk tertib membuang sampah pada tempatnya.

"Jadi memang zona Ciputat terkenal orangnya keras-keras, ya kita harus pelan-pelan nyentuh mereka, karena mereka merasa bagian Tangsel yang paling deket dengan Jakarta. Jadi memang gaya hidup mereka sudah sedikit ke arah yang susah diatur, begitu," kata Kasie Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Tangsel Rastra Yudhatama (Yudha) saat ditemui di kantornya, Jl Raya Serpong, Tangsel, Kamis (14/1/2021).

Bila malam tiba, berkantong-kantong sampah dijejer di pembatas tengah Jl Dewi Sartika, dekat Pasar Ciputat. Sampah juga ditaruh di bawah flyover (jalan layang) Jl Dewi Sartika itu. Kebiasaan buang sampah sembarangan seperti ini dia ketahui sudah ada sejak sebelum Kota Tangerang Selatan berdiri pada 2006.

"Selama saya baru menjabat hampir tiga tahun di sini ya seolah-olah mereka selalu bicara namanya warga sekitar situ ya, ya mereka lebih berat, itu menjadi kebiasaan mereka," kata Yudha kemarin

Rabu, 13 Januari 2021

Puluhan Ribu Warga Miskin dan Rentan Tangsel tak Dapat BST

Sebanyak 70 ribu masyarakat miskin dan rentan yang ada di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) tidak mendapatkan bantuan sosial tunai (BST) senilai Rp 300 ribu dari Kementerian Sosial pada pembagian Januari 2021. Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan, hal itu lantaran adanya sejumlah kendala pada proses input data. 

Berdasarkan catatan Dinsos Tangsel, ada sekitar 160 ribu keluarga (KK) yang diusulkan oleh Dinsos Tangsel ke Kemensos sebagai calon penerima BST. Namun hanya 90.173 keluarga (KK) yang pada akhirnya meberima BST periode Januari 2021 ini. Artinya sekitar 70 ribu KK terancam tidak memperolehnya.

"Usulan Pemkot Tangsel, total dari DTKS (Data Terpadu Keluarga Sejahtera) 53 ribu an dan Non DTKS sekitar 101.000. Jadi total kurang lebih 160 ribuan usulan. Yang diterima baru 90 ribuan, karena bertahap," kata Wahyu, Rabu (13/1/2021).

Wahyu menjelaskan, adanya hambatan yang dialami, baik dalam proses input data maupun kendala server. Menurut penuturannya, penginputan data penerima bansos tidak mudah, terlebih terjadi transformasi bansos dari bentuk sembako menjadi tunai.

Dia menyebut, 90.173 KK yang terdaftar menjadi penerima BST merupakan data yang sudah terinput sejak awal. Adapun data sebanyak 70 ribu KK yang tidak terdaftar sebagai penerima BST masuk dalam gelombang terakhir proses penginputan. "90 Ribuan KK itu usulan dari awal, karena sejak transformasi dari bantuan pangan menjadi BST, kita harus menginput data ke Kemensos sejak akhir Desember 2020. Maka bertahap," terangnya.

Terkait data, Wahyu menambahkan, adanya data keluarga penerima manfaat (KPM) yang menerima bantuan double. Menurut penjelasannya, masyarakat hanya boleh mendapatkan satu jenis bantuan saja. Sehingga mereka yang terdaftar mendapatkan bantuan double terhapus.

Adapun kendala server terjadi seiring dengan banyaknya data se-Indonesia yang diinput di dalam sistem yang dimiliki Kemensos. Wahyu melanjutkan, meski kondisinya demikian, dia mengatakan masih terbuka terhadap adanya perubahan maupun penambahan jumlah penerima BST di wilayah Tangsel. Namun, hal itu baru bisa terealisasi setelah proses pencairan pada periode Januari 2021 selesai.

"Perubahan dan penambahannya setelah pencairan bulan Januari, akan diproses lagi jika ada data yang memang valid belum diakomodir," kata dia.

Senin, 11 Januari 2021

Pengamat Sebut PT POS INDONESIA Sebaiknya lakukan BST secara Door To Door


Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah menyebut, guna menghindari kerumunan penerima Bantuan Sosial Tunai (BST), PT Pos Indonesia sebaiknya datang langsung ke rumah warga.

Hal itu menyusul adanya kerumunan massa di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) saat pendistribusian BST di Kantor Kelurahan Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

“Ya, di Tangerang Selatan itu sama dengan di Bandung mas. Harusnya PT Pos itu door to door saja,” ujarnya saat diwawancarai oleh Kabar6.com, Senin (11/1/2021).

Pria yang akrab dipanggil Trubus ini menjelaskan, PT Pos seharusnya membuat tiga petugas yaitu 1 orang bertugas validasi data penerima, 1 orang bertugas penanda rumah penerima dan 1 orang lagi bertugas memberikan BST kepada warga.

Trubus menyatakan, seharusnya tidak ada regulasi registrasi ulang di setiap-tiap kelurahan.

“Kalau yang saya tahu, dari pusat tidak ada regulasi untuk daftar ulang. Itu kan dari PT Pos. Jadi ya, itu regulasi dari siapa? Soalnya ngga regulasi seperti itu,” ungkapnya.

Melihat animo masyarakat yang sangat tinggi terhadap bantuan dari pemerintah, imbuh Trubus, pemangku kebijakan perlu membuat tata cara pembagian yang jelas. Hal itu (tata cara yang jelas), agar tidak menimbulkan klaster baru di masyarakat.

“Ya, harus buat kebijakan yang jelas. Soalnya begini, seperti yang saya pantau di lapangan, kadang kadang masyarakat yang sudah dapat jadwalnya besok, malah datang hari ini. Nah seperti itulah animo masyarakat kalo sudah soal bantuan pemerintah,” tutupnya.

Source : kabar6.com

#bantuansosialtunai #bansosbst #bansos #tangsel #protokolkesehatan #covid_19 #posindonesia

Benyamin Davnie Minta Warga Kota Tangsel Tidak Beli Rokok dengan Uang BST


Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, meminta warganya untuk selektif dalam membelanjakan uang yang didapat dari Bantuan Sosial Tunai (BST). 

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia berencana menggelontorkan dana BST pada pekan kedua Januari 2021 ini. 

Bantuan tersebut bakal digelontorkan pemerintah melalui sejumlah Dinas Sosial (Dinsos) senilai Rp 300.000. 

Benyamin mengimbau agar dana tersebut dapat digunakan para penerima bantuan dengan sebaiknya.

Sebab, dana tersebut digelontorkan pemerintah dalam rangka menanggulangi permasalahan ekonomi di masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda. 

"Saya harap dana bansos digunakan untuk hal-hal produktif dalam rangka meningkatkan daya tahan tubuh untuk melindungi diri dari penularan Covid," kata pria yang akrab disapa Bang Ben ini saat dikonfirmasi, Kota Tangsel, Selasa (5/1/2021).

Kepala Dinsos Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan sebanyak 92.737 kepala keluarga (KK) tercatat menerima BST di periode Januari 2021 ini. 

Menurutnya, pembagian tersebut bakal terlaksana di pekan kedua bulan Januari 2021 ini. Ia pun memastikan bila pembagian BST itu bakal dibagikan melalui Pos Indonesia. 

"Mulai penyaluran direncanakan minggu kedua januari 2021. Disesuaikan dengan kondisi daerah, jangan sampai menimbulkan kerumunan," pungkasnya.

#benyamindavnie #tangsel #bansosbst #bantuansosialtunai #dinsos #mensos #tangerangselatan

Penyaluran Bantuan Sosial Tunai Di Tangsel Ciptakan Kerumunan, Serta Melanggar Protokol Kesehatan

Proses pencairan bantuan sosial tunai (BST) dari Kementerian Sosial di kota Tangerang Selatan (Tangsel) menciptakan kerumunan.

Minggu, (10/1/2021), warga sangat antusias mengantri BLT Kemensos RI di Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangsel.

“Saya sudah Antri sejak pagi mas, sampai sekarang belum juga dapat. Ujar Charnengsih salah satu warga yang menerima BST.

Ada 4.097 warga yang menerima bantuan sosial Kementerian Sosial RI langsung di Kelurahan Kedaung.

Sebelumnya, diberitakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan secara resmi akan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Sabtu (9/1/2021), berdasarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Tangsel. Keputusan ini merespon Instruksi Mendagri nomor 1 Tahun 2021.

Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany mengatakan, aturan baru terkait PPKM akan berlaku efektif bagi seluruh masyarakat dan para pemangku kepentingan di Tangsel, pada Sabtu (9/1/2021) hingga (25/1/2021).

#kelurahankedaung #pamulang #kerumunan #protokolkesehatan #covid_19 #bansos #bantuansosialtunai #mensos #dinsos #tangsel #airinrachmidiany #bansosbst

Sabtu, 09 Januari 2021

Didorong Ayahnya Maju di Pilgub Banten, Anak Irna Narulita Jadi Sorotan, Kiprahnya Bikin Penasaran

Kontestasi Pilgub Banten yang menyeret sejumlah nama dalam bursa menuju Pilgub Banten.

Satu di antaranya yang menuai perhatian, adalah kemunculan keluarga Dimyati Natakusumah.

Anggota DPR RI ini, melarang istrinya yang tidak lain Bupati Pandeglang Irna Naulita maju di Pilgub Banten.

Namun, Dimyati yang juga pernah menjabat Bupati Pandeglang selama dua periode itu, justru merekomendasikan anaknya Rizki Natakusumah yang maju dan bertarung di Pilgub Banten.

Dengan catatan, jika Dimyati gagal mencalonkan diri dalam kontestasi terbesar di Provinsi Banten tersebut.

Dimyati Natakusumah yang kini duduk di DPR RI dari Fraski PKS, tak mengizinkan Irna Narulita untuk maju di Pilgub Banten.

“Kan baru terpilih di Pandeglang. Saya gak akan izinkan. Biarkan Bu Irna menyelesaikan tugasnya sebagai bupati,” kata Ahmad Dimyati Natakusumah dalam wawancara yang ditayangkan youtube Kabar Banten TV.

Dimyati Natakusumah justru menyodorkan putra kesayangannya yang kini duduk sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat, Rizki Natakusumah. Itu pun, jika dirinya tak bisa maju di Pilgub Banten.

“Kalau yang diminta anaknya (Rizki Natakusumah) ya ga apa-apa. Kalau Demokrat ternyata menunjuk Rizki, ya saya mengalah. Tapi kan kita masih wait and see,” kata dia.

Berita Dimyati yang melarang Irna Narulita maju dan merekomendasikan anaknya masuk gelanggang Pilgub Banten, mendapat perhatian luas pembaca kabarbanten.pikiran-rakyat.com hingga masuk dalam daftar berita terpopuler selama tiga hari kemarin.

Rizki Natakusumah adalah anak kedua dari pasangan Ahmad Dimyati Natakusumah dan Irna Narulita, yang lolos ke Senayan pada Pileg 2019.

Berbeda dengan kakaknya yang tak lolos dari dapil Banten II dan adiknya di Banten III, Rizki berhasil lolos ke senayan bersama ayahnya Ahmad Dimyati Natakusumah yang juga berada dalam satu dapil yakni dapil Banten I yang meliputi Pandeglang dan Lebak.

Rizki duduk di DPR RI sebagai salah satu wakil rakyat dengan usia cukup muda yakni 25 tahun.

Rizki tergabung dalam Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, intelijen, hubungan luar negeri, Kominfo, dan badan anggaran.

Meski masih muda, namun pendidikannya tak sembarangan. Ditunjang dengan muka tampan yang berasal dari keluarga pembesar, Rizki menempuh jenjang pendidikan S1 dan S2 bidang ilmu ekonomi di University of Nottingham Inggris.

Dikutip dari eduworld.co.id, University of Nottingham Inggris masuk 75 besar kampus terbaik di dunia, dan 5 besar kampus terbaik di Inggris.

Beberapa alumni yang terkenal di antaranya adalah Dato Seri Najib Razak, mantan perdana menteri Malaysia. ***

Jumat, 08 Januari 2021

BANSOS Rp.300.000 di Tangsel Disalurkan Secara Bertahap Mulai Hari Sabtu 9 Januari 2021

Bantuan sosial tunai (BST) sebesar Rp 300.000 dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk wilayah Tangerang Selatan akan mulai disalurkan pada Sabtu (9/1/2021).

Kepala Dinas Sosial Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman menjelaskan, BST tersebut akan disalurkan secara bertahap ke tujuh kecamatan di Tangerang Selatan.

"Pelaksanaan dimulai besok, yang pertama jadwalnya adalah di Kecamatan Setu. Disampaikan atau disalurkan melalui PT Pos selama tujuh hari ke depan," ujar Wahyu kepada wartawan, Jumat (8/1/2021).

Menurut Wahyu, penyaluran BST di setiap kecamatan akan berlangsung selama satu pekan dengan melibatkan 34 petugas PT Pos.

Bantuan tersebut akan langsung dikirimkan kepada penerima yang jumlahnya mencapai 90.017 kepala keluarga, berkurang dari data sebelumnya yang disebut 92.737 KK.

"Sebanyak 34 SDM dari PT Pos pagi-pagi sudah menyebar di wilayah kelurahan-kelurahan se-Kecamatan Setu. Untuk minggu berikutnya di Serpong, Serpong Utara, dan seterusnya. Nanti jadwal lengkapnya akan kami share," pungkasnya.

BST sebesar Rp 300.000 akan disalurkan selama empat bulan berturut-turut, mulai Januari hingga April 2021, melalui PT Pos langgsung kepada penerima.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan orang saat pemberian bantuan dan menyebabkan terjadinya penularan Covid-19.

Kamis, 07 Januari 2021

WhatsApp ubah kebijakan, Pengguna harus serahkan data ke Facebook atau hapus akun

Para pengguna WhastApp pekan ini telah mulai menerima pemberitahuan pembaruan Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi baru dari aplikasi pesan instan WhatsApp.

KompasTekno juga sudah mendapatkan pemberitahuan tersebut pada pagi ini, Kamis (7/1/2021), lewat notifikasi yang muncul ketika membuka WhatsApp.

Di dalam notifikasi tersebut, WhatsApp menyebutkan adanya tiga pembaruan penting. Salah satunya, pengguna kini diharuskan menyerahkan data ke Facebook selaku perusahaan induk WhatsApp, jika ingin tetap menggunakan aplikasi tersebut.

Padahal, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechRadar, Kamis (7/1/2021), sebelumnya pengguna bisa memilih apakah ingin meneruskan datanya ke Facebook atau tidak. Sekarang tak ada pilihan lain kecuali menerima syarat itu.

Informasi yang kami bagikan ke perusahaan lain di Facebook termasuk informasi registrasi akun Anda (berikut nomor telepon), data transaksi, informasi terkait layanan, informasi interaksi Anda dengan orang lain, tulis WhatsApp dalam sebuah laman di situsnya.

"Sebagai bagian dari Perusahaan Facebook, WhatsApp bermitra dengan Facebook untuk menawarkan pengalaman dan integrasi di seluruh keluarga aplikasi dan produk Facebook," lanjut WhatsApp.

Selain poin berbagi data dengan Facebook, dua poin lainnya dalam perubahan kebijakan privasi WhatsApp berkisar soal pemrosesan data pengguna dan komunikasi dengan pemilik akun bisnis.

Persyaratan baru dan kebijakan privasi WhatsApp akan mulai berlaku pada 8 Februari 2021. Pengguna harus menerima persyaratan dan perubahan ini untuk tetap menggunakan akun WhatsApp mereka setelah batas waktu tersebut.

Jika tidak setuju, WhatsApp menyebutkan bahwa pengguna bisa menghapus akunnya. "Anda bisa mengunjungi help center kalau lebih suka menghapus akun dan ingin mendapatkan lebih banyak informasi," tulis WhatsApp dalam notifikasinya.

Minggu, 03 Januari 2021

DMI Banten salurkan Insentif Guru Ngaji tahap pertama di Kota Tangsel, Berikut nilai & jumlahnya ;

Dewan Masjid Indonesia Provinsi Banten atau DMI Banten menyalurkan insentif untuk guru ngaji di Kota Tangsel yang nilainya mencapai total Rp164 Juta.

Total dana insentif itu untuk 328 guru ngaji di Kota Tangsel yang masing-masing mendapat Rp500 ribu.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangsel, Abdul Rojak mengatakan, insentif itu merupakan bentuk apresiasi DMI Banten kepada guru ngaji di Kota Tangsel yang sudah menyiarkan Alquran.

"Insentif untuk guru ngaji itu sudah disalurkan. Dan ini merupakan bentuk apresiasi, meskipun nilainya tidak seberapa dibandingkan jasa guru ngaji dalam menyiarka Alquran di Kota Tangsel,” ujar Rojak.

Menurut Rojak, insentif tahap pertama sudah disalurkan kepada 328 guru ngaji yang besarannya masing-masing mendapatkan Rp500 ribu.

Nantinya ada tahap kedua dengan nilai yang sama, disalurkan untuk 172 guru ngaji.

“Jadi, tahap pertama insentif disalurkan untuk guru ngaji sebanyak 328 orang. Nantinya menyusul 172 guru ngaji yang mendapatkan insentif,” ujarnya.

Rojak menambahkan, insentif yang disalurkan kepada guru ngaji di Kota Tangsel itu bantuan dari DMI Banten.

Dananya bersumber dari infak dan zakat para pegawai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Unit Pengelolaan Zakat (UPZ) Baznas Banten.

"Semoga bantuan itu bermanfaat untuk guru ngaji,” ujarnya.***

Tingginya harga kedelai, menjadi faktor utama kelangkaan tahu tempe di pasaran.

Disparitas antara harga Tempe dengan bahan bakunya dikeluhkan para pengrajin tempe di Gg.Wahid Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, sejak Oktober 2020 lalu.  Tinggi harga kacang kedelai membuat para pengrajin tempe, di wilayah tersebut ikut menjerit.

Pasalnya, harga bahan baku tempe yang kini sedang meroket, membuat omzet para pengusaha tempe turun. Salah satu pengusaha tempe, Cipto, 30, memaparkan, harga kacang kedelai saat ini telah mencapai Rp9.200 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya sekitar Rp7.000 sampai Rp8.500 per kilogram.

"Kalau normal itu standar kita untuk kacang 50 kilogram dapat Rp700 ribu. Selama naik harga kacangnya keuntungannya turun sekitar 30 %," ungkap Cipto saat ditemui di tempat produksinya yang terletak di Jalan Wahid Kedaung, Pamulang, Tangsel, Sabtu (2/1/2021).

Kondisi demikian, telah dialaminya sejak Oktober silam.  Hingga, membuat para pengusaha tempe se-Indonesia dan termasuk dirinya memutuskan untuk mogok produksi sejak Rabu (30/12/2020) dan tak berjualan hingga Minggu (3/1/2021) besok.

"Karena harga kacang kedelai lebih mahal dari standar. Kita mogok kerja, sejak Rabu (30/12/2020) sudah tidak produksi," ujar Cipto.  Dia menuturkan, aksi mogok tersebut dilakukan sebagai aksi protes  kepada pemerintah.

"Jadi kita mogok agar harga kacang yang mahal itu bisa turun. Karena kalau harga kacang naik, otomatis harga tempe juga naik," tuturnya.  Namun nampaknya, aksi protes yang sudah dilakukan berhari-hari ini tidak membuahkan hasil. Harga kacang kedelai masih saja tinggi.  Kondisi tersebut pun hanya membuat Cipto dan pengusaha tempe lainnya berpasrah.  Mereka bersepakat untuk mulai melakukan produksinya kembali dijual, Senin (4/1/2021) mendatang. "Ya mau bagaimana lagi, mogok juga kita enggak ada penghasilan, harga kacang enggak turun juga. Dari pada tidak ada kerjaan," katanya.

Pantauan TangerangNews.com, sejumlah pengusaha tempe mulai melakukan proses produksinya.  Tempe hasil produksinya itu, rencananya akan dijualkan di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan. Pengusaha tempe lainnya, Ade mengungkapkan bahwa kenaikan kacang ini sangat memukul para pengusaha tempe.

Pantauan TangerangNews.com, sejumlah pengusaha tempe mulai melakukan proses produksinya.  Tempe hasil produksinya itu, rencananya akan dijualkan di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan. Pengusaha tempe lainnya, Ade mengungkapkan bahwa kenaikan kacang ini sangat memukul para pengusaha tempe.  "Saya sih hanya berharap, pemerintah bisa memperhatikan kita.  Turunkan harga kacang kedelai. Kenaikan ini cukup memukul, " harapnya.

Disparitas antara harga Tempe dengan bahan bakunya dikeluhkan para pengrajin tempe di Gg.Wahid Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, sejak Oktober 2020 lalu.  Tinggi harga kacang kedelai membuat para pengrajin tempe, di wilayah tersebut ikut menjerit.

Pasalnya, harga bahan baku tempe yang kini sedang meroket, membuat omzet para pengusaha tempe turun. Salah satu pengusaha tempe, Cipto, 30, memaparkan, harga kacang kedelai saat ini telah mencapai Rp9.200 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya sekitar Rp7.000 sampai Rp8.500 per kilogram.

"Kalau normal itu standar kita untuk kacang 50 kilogram dapat Rp700 ribu. Selama naik harga kacangnya keuntungannya turun sekitar 30 %," ungkap Cipto saat ditemui di tempat produksinya yang terletak di Jalan Wahid Kedaung, Pamulang, Tangsel, Sabtu (2/1/2021).

Kondisi demikian, telah dialaminya sejak Oktober silam.  Hingga, membuat para pengusaha tempe se-Indonesia dan termasuk dirinya memutuskan untuk mogok produksi sejak Rabu (30/12/2020) dan tak berjualan hingga Minggu (3/1/2021) besok.

"Karena harga kacang kedelai lebih mahal dari standar. Kita mogok kerja, sejak Rabu (30/12/2020) sudah tidak produksi," ujar Cipto.  Dia menuturkan, aksi mogok tersebut dilakukan sebagai aksi protes  kepada pemerintah.

"Jadi kita mogok agar harga kacang yang mahal itu bisa turun. Karena kalau harga kacang naik, otomatis harga tempe juga naik," tuturnya.  Namun nampaknya, aksi protes yang sudah dilakukan berhari-hari ini tidak membuahkan hasil. Harga kacang kedelai masih saja tinggi.  Kondisi tersebut pun hanya membuat Cipto dan pengusaha tempe lainnya berpasrah.  Mereka bersepakat untuk mulai melakukan produksinya kembali dijual, Senin (4/1/2021) mendatang. "Ya mau bagaimana lagi, mogok juga kita enggak ada penghasilan, harga kacang enggak turun juga. Dari pada tidak ada kerjaan," katanya.

Pantauan TangerangNews.com, sejumlah pengusaha tempe mulai melakukan proses produksinya.  Tempe hasil produksinya itu, rencananya akan dijualkan di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan. Pengusaha tempe lainnya, Ade mengungkapkan bahwa kenaikan kacang ini sangat memukul para pengusaha tempe.

Pantauan TangerangNews.com, sejumlah pengusaha tempe mulai melakukan proses produksinya.  Tempe hasil produksinya itu, rencananya akan dijualkan di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan. Pengusaha tempe lainnya, Ade mengungkapkan bahwa kenaikan kacang ini sangat memukul para pengusaha tempe.  "Saya sih hanya berharap, pemerintah bisa memperhatikan kita.  Turunkan harga kacang kedelai. Kenaikan ini cukup memukul, " harapnya.